03 September 2010

Kisah Nabi Isa as. Dan tiga potong roti

Di kisahkan, pada suatu ketika Nabi Isa as. Bersama seorang yang mengawaninya dalam perantauan telah ditimpa kelaparan dan keduanya mengunjungi sebuah desa dari desa-desa yang ada. Dan tibalah sang kawan dengan membawa tiga potong roti. Namun ia ketika menemui Al Masih, beliau sedang sholat dan ia merasa lama kalau harus menunggu. Iapun makan sepotong roti dan telah diketahui oleh Al Masih bahwa roti yang
dibawa ada tiga. Setelah selesai sholat, Al Masih menanyakan tentang roti yang ia bawa? Iapun menjawab tidak ada selain dua potong roti ini. Maka diamlah Al Masih. Kemudian beliau melihat sebuah sungai, sambil memegang tangan orang itu mereka berjalan bersama diatas air, melihat pemandangan yang luar biasa tersebut, orang itupun mengucapkan:

Subhanallah maha suci Engkau ya Allah yang tiada memberi mukjizat kecuali pada orang-orang pilihan. Maka berkatalah Al Masih: Demi Allah yang telah memperlihatkan kepadamu, dimanakah sepotong roti itu? Orang itu menjawab: Tidak ada, hanya dua potong roti ini saja. Maka selanjutnya berjalanlah keduanya, sehingga sudah sampai ke sebuah negeri yang sudah hancur. Terlihat di dalam sebuah lubang yang terbuka tiga keping emas. Lalu orang itu bertanya: apakah ini emas? Al Masih menjawab: benar, ini adalah logam dari emas dan aku akan memberikan semuanya untuk anda.

Lalu pergilah Al Masih dan tinggallah orang itu ditempatnya dengan kegembiraan karena telah mendapatkan emas itu. Pada suatu saat, lalu ia di kunjungi oleh tiga orang dan tiba-tiba membunuhnya serta merampas emas dari tangannya. Kemudian Si pembunuh, ketiganya bersepakat, bahwa salah satu dari mereka agar ada yang pergi mencari makanan ke sebuah desa. Kedua orang yang tinggal dan menjaga emas itu, kemudian berencana dan sepakat untuk membunuh temannya yang mencari makanan dan membagi harta karun itu menjadi dua bagian. Akan tetapi sebaliknya, orang yang pergi membawa makanan juga berfikir untuk membunuh keduanya dengan cara menaruh racun pada makanan yang ia bawa, agar emas itu dapat dikuasainya sendiri. Lalu iapun meletakkan racun pada makanan itu. Ketika ia sampai dengan mambawa makanan ke tempat kedua temannya yang sedang menunggui emas, maka oleh kedua orang temannya yang sudah menunggu, langsung di bunuhlah si teman pembawa makanan tersebut. Setelah temannya mati, keduanya merasa aman dan kemudian keduanya makan dari makanan yang telah dibubuhi racun oleh temannya yang bunuh tersebut, akhirnya setelah makan, matilah keduanya.

Pada saat Al Masih kembali beliau melihat kesemuanya berbaring dalam keadaan mati, lalu beliau mengucapkan: Demikianlah dunia ini membunuh pecinta-pecintanya. (Wallahua’lamu bisshowab)