08 Mei 2014

Mesjid Nabawi : Menakar Makna Hidup



Di tahun 2014 ini menempatkan pengalaman bermakna yang tertinggi bagi kehidupannku. Syukur mendapat panggilan dari Tuhan yang Maha Suci untuk beribadah di dua tanah haram, yaitu medinah dan mekkah. Sampai di medinah tak ada kata apapun yang pantas aku ucapkan kecuali termangu dan menangis karena perasaan yang begitu dasyat dan merasakan bahwa Allah Maha Pemurah. Sholat subuh pertama di mesjid nabawi, yak mesjid sekaligus rumah yang dibangun oleh Nabi. Dimana ibadah dan semangat perjuangan Islam di pancarkan dari tempat yang suci tersebut.

Bacaan Al-Qur’an Surat Al-Anbiya’ ayat 1-35 dibacakan oleh imam mesjid, hampir rasanya aku tidak bisa berdiri. Gemetar yang luar biasa, dada sesak diantara perasaan syukur serta takut di hadapan Tuhan sang Pencipta. Aku merasakan bahwa telah banyak berdosa, banyak hal yang telah kusia-siakan dalam hidup ini. Sementara bahwa hidup hanya sekali.




Mesjid Nabawi, terasa memancarkan aura kedamaian. Aku dipertemukan dengan banyak hamba Allah dari berbagai penjuru dunia. Tak ada keinginan yang bisa berharga terkecuali berharap akan redha Allah serta bisa bersama Nabi kelak, lahir maupun bathin.